NIAT




Pagi itu saya masih mengantuk, rasanya kasur dan bantal menarik-narik saya untuk tidur lagi. Padahal saya sudah cukup lama tidur. Ternyata faktanya, kalau kebanyakan tidur bakal ngantuk terus. Jadi, hindari over sleep. Andi, begitu saya memanggil teman seatap saya yang memiliki nama lengkap Andi H.R Chaerunnisa. HR nya masih jadi misteri, saya tidak tahu apa kepanjangannya. Yang pasti bukan seperti yang ada di hadits-hadits (kalau dia baca ini, saya pasti dibilang garing). Hhe.

Dia sudah begitu semangat karena mau mengaji, dan berkali-kali saya ditanya, “mau ikut ngaji nggak em?”. Dan saya hanya geliat-geliat di kasur. Sambil gesek-gesekin pipi di bantal.

“ngaji apa ndi? Dimana?” jawab saya dengan mata setengah nutup. Lalu tiba-tiba turun dari kasur sambil seedikit lompat. Satu usaha untuk membangunkan diri.

“ngaji kitab Arba’in  di Lebak Bulus”

“emh…ya udah deh ikut. Sekalian FM lihat, pengajian pilihan andi ke gimana” jujur saya agak takut dengan pengajian-pengajian tertentu. Penyebaran faham ingin benar sendiri sudah merebak. Itu membuat perpecahan dan sering menyasar orang-orang awam.

Tak butuh waktu lama bagi saya untuk mandi dan berpakaian. Motor putih milik Andi siap membawa kami berdua menyusuri jalan menuju majelis ilmu. Jalan yang tidak asing lagi bagi saya, karena satu arah dengan tempata saya mengajar. Sering terlintas difikiran saya, “kerennya Andi yang orang rantau bisa hafal banyak jalan” mungkin memang seperti itu jiwa anak rantau suka bertualang. Tidak seperti saya yang lebih suka dalam satu ruangan bersemedi berkutat dengan kesibuKkan yang saya buat sendiri. Meski warna kulit tetap saja, tak berubah. 

Motor diparkir ditengah-tengah lahan yang berdindingkan seng dengan bacaan proyek MRT. Tempat parkiran yang baru saya tahu. Andi mengajak saya menyebrang kearah tempat perbelanjaan. Saya pun iseng nanya, “ndi, kita mau ngaji apa mau belanja?”

“di dalamnya ada musholla em” jawabnya sambil mengajak saya menyebrang jalan.

Ada hal yang menarik, parkiran seng dan parkiran formal di tempat perbelanjaan itu, sama-sama punya kontrak baku. Segala bentuk kerusakan dan kehilangan bukan tanggung jawab kami. Salah satu objek bahasan yang pernah ingin saya bahas dari kacamata syariah dan hukum positif.
           
         Pintu otomatis terbuka mendeteksi gerak kami. Kami menuju musholla yang terletak tidak jauh dari esklator. Saya yang baru pertama kali kesana, culang cileng, tengok kanan tengok kiri. Membaca spanduk besar berisikan jadwal pengajian di mushola yang bernama Asy-syam itu. Ternyata ada banyak kitab yang dikaji, seperti safinah, jurumiyah, nashoihul ‘ibad, sampai tahsin dan tahfizh pun ada. Semua terjadwal seminggu dan sebulan sekali. Kami datang telat, pengajiannya sudah dimulai. Pembahasan hadits pertama. Tentang NIAT. Here we go.

Saya merasa bersyukur atas ni’mat Allah yang telah mengizinkan saya mengikuti pengajian tersebut dimulai dari hadits pertama. Tentunya juga berterimakasih pada Andi Bambang yang telah mengajak saya. Berbekal buku kecil saya mencatat penjelasan dari ustadz Zaki yang duduk dibelakang mimbar kecil ditemani dua gelas air kemasan. Jama’ah laki-laki dan perempuan dipisah dengan hijab.

Kita sering mendengar bahwa, baru niat saja seorang mu’min bisa mendapatkan pahala. Nah, berikut penjelasannya,

Ada tiga tingkatan niat:
1.   1.    Humum (lintasan), yakni terlintas dalam fikiran bermaksud melakukan sesuatu. Jikalau itu baik maka akan mendapat pahala. Namun jika itu keburukan belum dicatat. Ini tingkatan niat paling bawah.
2.      2. ‘azam, kalau yang ini kita sudah ada maksud untuk melakukan sesuatu amal perbuatan dan sudah ada usaha untuk melakukannya. Nah, disini sudah berlaku untuk pencatatan amal buruk. Misalnya bermaksud untuk minum khamr. Kemudian berjalan menuju toko yang jual khamr. Itu semua sudah dicatat sebagai amal buruk. Meski di jalan menuju toko ia kecelakaan dan tak sempat beli kamr tersebut. Namun, jika setelah beli kmar, ia sadar, lalu membuang khamr tersebut. Maka, catatan amal buruknya pun dihapus.
3.      3. Niat, bermaksud melakukan sesuatu dan sesuatu itu dilakukan.

Ada satu kisah yang menarik, pengalaman dari ustadz Zaki. Beliau pernah berniat, umroh di tahun lalu pada tanggal 12 bulan robi’ul awal. Pas tanggal 11 Robi’ul awal baliau masih mengajar seperti biasa. Usai mengajar beliau rebahan sebentar. Kemudian HP nya beergetar. Ada panggilan dari orang yang tidak dikenal. Beliau mengangkatnya, tanpa ba-bi-bu, seorang bapak yang menelpon itu berkata “pak ustadz, ke bandara sekarang!” habis itu teleponnya ditutup. Karena merasa aneh, ustadz Zaki tak menghiraukannya dan melanjutkan rebahannya. Tapi, HP nya terus-terusan bergetar. Akhirnya diangkat lagi oleh beliau.  Dan kali ini beliau sempat untuk bertanya, siapa yang menelpon dan apa maksudnya. Ternyata bapak tersebut menelpon meminta ustadz Zaki menemani bos nya umroh. Ustadz Zaki lantas bertanya, “Visa dan passport saya bagaimana pak?”

Dengan ringannya bapak tersebut menjawab, “sudah tenang saja ustadz, pokoknya ustadz sekarang kesini”.
Subhanallah……

Tak usahlah mencoba memasuk akalkan hal yang tidak masuk akal, karena memasuk akalkan sesuatu yang tidak masuk akal adalah suatu ketidakmasuk akalan. Hehe

Poin terpentingnya, “faidzaa ‘azamta fatwakkal ‘allah” apabila sudah berusaha tinggal tawakkal. Kita gak bisa mengukur kemampuan Allah dalam menyampaikan kita pada tujuan dengan kemampuan kita. Bahkan itu sesuatu yang tidak sopan. Kita berdo’a, berusaha, kemudian tawakkal. Tak usah bersedih hati dan putus asa karena banyaknya kelemahan kita. Bila sungguh-sungguh tentu Allah akan memantaskan kita mendapat apa yang diharapkan. “anaa ‘inda zhonni ‘abdi bi” karena Ia tergantung prasangka hamba-Nya atas-Nya.

Terakhir, ada beberapa hal yang merusak niat adalah:
1.       Riya, ingin dilihat orang lain
2.       Sum’ah, ingin didengar orang lain
3.       ‘ujub, bangga dengan diri sendiri
4.       Takabur, bangga dengan diri sendiri dan merendahkan orang lain
5.       Iri
6.       Dengki

Jikalau ke enam poin tersebut mampir dalam fikiran kita segera beristighfar dan fokus kembali pada niat lillaah. Insya Allah selamat. ^^

“Mustahil orang yang dekat dengan Allah, merasa lebih baik dari orang lain”

Sumber: Pengajian Musholla Asy-Syam Carrefour Lebak Bulus
Setiap Sabtu, 10:00-12:00
Mudah-mudahan bermanfaat, selamat beraktifitas. ^^)/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Lagu Tajwid

kumpulan lagu anak (Islami)

Perbedaan dan Persamaan Pemikiran Tokoh Ekonomi Islam Kontemporer