HAM ( Hak Asasi Manusia) / Human rights
Selama ini
kita sering mendengar banyak orang yang mengatakan Hak Asasi Manusia atau
disingkat HAM. Sebenarnya apa itu hak asasi manusia? dalam tulisan ini saya
hanya ingin mencoba memberi pandangan saya berkenaan apa itu HAM.
Ada beberapa
pendapat mengenai definisi HAM. Pertama menurut seorang filsuf berkebangsaan
Inggris yakni John Lock, HAM adalah hak hak yang diberikan langsung oleh Tuhan
Yang Maha Pencipta sebagai hak kodrati atau dari lahir. Oleh karena itu, tidak
ada kekuasaan (power) apapun di dunia yang dapat mencabutnya. HAM bersifat
sangat mendasar (fundamental) bagi hidup dan kehiduan manusia dan merupakan hak
kodrat yang tidak bisa dilepaskan dari dalam kehidupan manusia. Sedangkan
menurut Undang Undang nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) bahwa pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Menurut saya
tidak ada yang salah dari pengertian HAM
diatas. Karena para ahli sepakat bahwa HAM adalah anugerah Tuhan. Namun yang
jadi masalah adalah pada praktiknya telah banyak yang menjadikan HAM sebagai
alibi untuk membenarkan yang salah. Saya yakin kita semua sepakat, dengan
adanya hak asasi bukan berarti kita boleh berlaku sesuka kita tanpa aturan.
Saya teringat dengan pelajaran yang saya dapat saat saya di bangku sekolah
menegah pertama, saat itu saya mendapatkan materi tentang freedom of act, saat
itu saya berfikir bahwa kita bebas untuk melakukan apa saja. Namun saya tidak
setuju ketika freedom of act menjadi dalih untuk sebebas-bebasnya dalam berbuat
dosa. Dewasa ini banyak sekali yang menjadikan HAM sebagai landasan untuk
berbuat sesuka hati bahkan sampai-sampai seperti menantang Tuhan, sang
penganugerah hak asasi tersebut. Ketika seseorang menjadikan HAM, untuk
membenarkan dirinya saat berbuat yang dilarang oleh Tuhan dengan berkata "
terserah gue, hidup-hidup gue, hak gue dong mau ngelakuin apa aja ". Maka
saat itu dilakukan, berarti kita telah menodai anugerah dari Tuhan dan tengah
membawa diri sendiri kejurang kehancuran.
Kiranya akan
sangat bijak, jika kita memahami apa itu kebebasan. Memang seperti hal yang
aneh, jika kebebasan memiliki batas. Namun itu terjadi karena kesalahan kita
memahami kebebasan itu sendiri. Karena dari awal, kebebasan itu diciptakan
dengan batasan. Coba kita ingat-ingat lagi kisah Nabiyullah Adam as, ia
diberikan kebebasan oleh Allah untuk menikmati apapun yang ada di syurga dengan
batasan tidak boleh mendekati pohon khuldi. Dan akhirnya ketika batasan dari
kebebasan itu dilanggar, maka nabi Adam as harus mendapat konsekuensi di
keluarkan dari syurga. Kawan, mulai sekarang ubahlah pandangan bahwa kebebasan
itu tidak berbatas. Sekali lagi, kebebasan itu berbatas. Semua batasan yang ada
dalam kebebasan Tuhan anugerahkan untuk kita, sebagai petunjuk agar tidak salah
dalam bertindak. Jika belum setuju juga, baiklah... coba berikan saya contoh
satu macam kebebasan di dunia ini yang tidak memiliki batas. Pasti tidak ada.
Karena segala kebebasan di batasi oleh aturan.
Suatu hari
saya pernah mendengar cerita dari seorang ustadz, tentang seorang anak di
negeri barat sana yang memenjarakan ayahnya sendiri. Tidak ada yang salah
dengan hal ini, karena jika anak itu dalam bahaya dan ayahnya bersalah, maka
anak tersebut memiliki hak untuk di lindungi hukum. Namun, dalam kasus ini yang
terjadi adalah berawal dari kekhawatiran seorang ayah karena anak perempuannya
yang tidak pulang-pulang kerumah selama beberapa hari. Sang ayah merasa sangat
khawatir dengan keadaan putrinya di luar sana. Akhirnya setelah beberapa hari,
anak perempuan itu kembali ke rumah bersama seorang pria dan mengatakan kepada
ayahnya bahwa mereka telah tidur seranjang. Lantas sang ayah tidak bisa menahan
emosi, kemudian tak terasa tangannya telah menampar putrinya. Sang anak tidak
menerima tindakan ayahnya itu, dan kemudian melaporkan ayahnya ke kepolisian
setempat atas dalih hak asasi manusia. Apa yang terjadi? sang ayahpun akhirnya
di tetapkan bersalah dan akhirnya harus mendekam di penjara. Benar-benar sangat
tidak logis. namun ini nyata telah terjadi. Saya tidak habis pikir, sejauh
itukah HAM dinodai?. Belum lama ini, terpidana kasus narkoba di negeri kita
telah di hukum mati. Begitu banyak kecaman dari berbagai belahan dunia.
Lagi-lagi dengan dalih HAK ASASI MANUSIA. Bagaimana hukuman tersebut bisa
dikatakan melanggar HAM ? Justru kalau para terpidana narkoba itu di biarkan
hidup, itulah yang melanggar HAM. Mengapa? karena mereka telah menyebabkan
beratus-ratus jiwa melayang dan kehilangan masa depan. Bukankah hukum ada untuk
menegakkan keadilan. Seandainya saja mereka adalah salah satu dari keluarga
korban kejahatan terpidana narkoba, pasti tidak akan mengecam hukuman mati
tersebut. Pasti itu ..PASTI.
Pandangan
saya, hak asasi manusia akan sangat berbahaya jika hanya di definisikan dan di
tegakkan berdasarkan nafsu semata. HAM ada sebagai anugerah dari Tuhan, oleh
karenanya harus di definisikan dan di tegakkan berdasarkan aturan yang telah
Tuhan tetapkan.
Komentar
Posting Komentar