harapan,


Saya selalu terpesona dengan sosok insan yang tergila-gila dengan buku (pastinya dibaca). Saya iri dengan insan yang menjalankan perintah Allah yang pertamakali turun ini. Salah satu dari tak terhitungnya kasih sayang Allah, yang akan sangat beruntung jika dilaksanakan. Saya tidak bisa menahan uang tabungan saya jika melihat buku yang menarik hati saya. Tapi, belum tentu juga bukunya saya baca sampai khatam. Ampun ! saya mah. Saya bingung sama diri saya sendiri. Bagi saya, orang yang dianugerahi minat yang kuat dengan ilmu pengetahuan adalah orang yang paling beruntung setelah akhlaqul mahmudah. Saya sering membayangkan, menjadi pribadi yang mampu berbagi ilmu sampai titik yang sering dianggap remeh. Saya ingin bisa berbagi ilmu-ilmu yang luar biasa dengan orang disekitar saya. Terutama, pada anak-anak ngaji. Saya ingin bisa membuat mereka tertarik dengan membaca, tertarik untuk menyelami indahnya ilmu pengetahuan. Sebesarapapun keinginan, saya sadar tidak akan terwujud jika saya masih saja seperti ini. Masih kurang rajin membaca. Kalau saya ditanya buku apa yang paling kamu suka? maka saya tidak akan sebut judul buku atau nama pengarangnya. Lantas saya jawab apa dong? saya jawab isinya.

Sehari-hari kalau saya mengisi waktu saya dengan hal yang tidak guna, saya ngerasa kalau masa depan akan suram. Hati saya merasa takut, fikiran saya mulai membayangkan hal-hal yang menakutkan. Sampai-sampai saya merasa takut, tak bisa menjalani hidup dengan baik. Beda halnya jika saya menyibukan diri, termasuk dengan membaca buku. Saya merasa seperti orang yang akan memiliki masa depan yang cerah (dalam artian, saya bisa hidup dengan penuh arti tuk diri saya sendiri, keluarga, agama, dan negeri ini). Saya sangat senang berfikir. Apapun yang saya lihat, dan saya dengar akan saya fikirkan kemudian saya analisa. Apalagi kalau itu berkenaan hal yang sensitif atau hal yang ingin saya ketahui jawabannya, otak saya pasti muter terus meskipun saya sedang tidur. Alhamdulillah, minat saya membaca sudah agak meningkat. Sebenarnya saya senang membaca.  Saat kecil, saya senang membaca buku tokoh ilmuwan, dan kebanyakan buku kisah-kisah teladan para sholihin. Sampai sekarang pun saya lebih senang membaca buku berisikan kisah teladan. Dan meskipun saya senang menggambar, saya jarang sekali membaca komik. Jadi, kalau ngomongin komik sama saya, pasti gak akan seru. Karena yang ada, saya malah bakal nyodorin pertanyaan-pertanyaan. Almarhum ayah pernah bilang, kalau saya cocok jadi pengacara.hehe ..dari kecil saya memang aktif bertanya ini dan itu.

Saya tidak terlalu membatasi jenis bacaan saya. Saya menyukai macam-macam ilmu pengetahuan. Saya menikmati pelajaran yang saya dapat meskipun tidak semuanya mulus tuk saya pahami dan selesaikan. Hanya satu pelajaran yang saya kurang interest. Tara...Civil education, sampai sekarang perasaan saya gak berubah-berubah. alasannya? *****

Dulu saya berfikir, ranking adalah segalanya. Fikiran saya terpusat untuk dapat ranking pertama. Almarhum Ayah pernah berpesan saat saya SD, "kamu harus pertahanin ranking sampai SMA. Nanti kuliah di STAN". Dulu saya ngangguk-ngagguk aja, gak tau STAN itu apa. hhe...Tapi, berbeda dengan sekarang. Lulus Madrasah Aliyah, saya ngerasa kosong. Saya muhasabah diri, sejauh mana pemahaman saya akan pelajaran yang sudah lalu. Akhirnya saya tersadar, tak terlalu penting berapa peringkat yang didapatkan. Yang terpenting adalah mau atau tidak membaca, mengulang pelajaran agar ilmu yang sudah dipelajari bisa terus hidup. RAJIN itulah yang terpenting. Bukan hanya ketika di dalam kelas rajinnya.

Saya teringat nasihat syaikh Az-zarnuji, bahwa sungguh aneh orang yang tidak tahu kelak akan menjadi apa dan seperti apa. Lalu nasihat yang lain berbunyi " banyak orang yang bercita-cita tinggi. Namun, hanya sedikit yang berusaha meraihnya". Saya sedih melihat diri saya sendiri. Saya tahu, Allah memberikan kelebihan yang begitu banyak kepada saya dan wajib saya syukuri, dengan mengasah dan menggunakannya sebaik mungkin. Saya memiliki cita-cita yang berkaitan dengan membantu orang lain. Saya sering menasihati diri saya. Jika kau merasa malas belajar, maka ingatlah orang-orang yang membutuhkan bantuan. Kau harus jadi bagian yang membantu mereka.

 Saya lelah dengan diri saya. Dan memang ini aneh, saya tahu namun belum juga membuat perubahan besar. Saya masih menjadi orang yang suka menyelesaikan sesuatu dengan pengetahuan ala kadarnya. Menggabungkan ilmu-ilmu yang saya dapat, mulai dari yang bersumber, sakainget sampai yang tidak bersumber. Saat sendiri, saya berfikir. Apapun yang ingin dibaca, bacalah (yang penting itu ilmu pengetahuan). Daripada maksain baca hal yang tidak ingin dibaca akhirnya berakhir dengan buku terbuka dan mata tertutup, lebih baik baca aja buku yang sangat menarik perhatianmu. Kira-kira itu yang saya katakan pada diri saya sendiri. Satu hal lagi, saya senang berteman dekat dengan orang yang rajin membaca. Selain saya iri dengan rajinnya mereka. Berharap ketularan juga.

Saya tidak tahu pernyataan ini benar atau tidak, bagi orang yang sudah nyeblos kurang minat baca, butuh tali yang kuat tuk menariknya dan nyemplungin dirinya dalam indahnya ilmu pengetahuan. Makanya mungkin pernyataan saya aneh. “saya iri dengan orang yang rajin membaca buku” bisa saja dijawab “ya kalau iri, rajin aja baca buku” apa susahnya baca tinggal baca. Berulang kali, setiap hari saya berusaha memaksakan diri membaca buku. Ayo baca, baca, baca, baca. Begitu cara saya mendorong diri saya ke jalan yang lurus. Akhirnya saya akan mengambil satu buku, dan tidak berakhir dengan baik. Saya hanya bisa bertahan sebentar dengan bacaan saya. Saya menyadari satu hal, saya akan melek  membaca dan bertahan cukup lama, jika yang menjadi objek bacaan saya adalah hal yang benar-benar menarik perhatian saya. Misal seperti buku kisah teladan, saya bisa buku psikologi pendidikan karya bu Ida, novel Tere liye, atau tulisan-tulisan di blog seperti milik k Putri. (Membaca karya orang yang saya kenal, akan lebih memotivasi saya untuk lebih baik lagi) Menurut saya, karena dia senang membaca. Pasti sedikit banyak akan ada asupan bergizi bagi otak saya. Meski kadang saya gak ngerti isi tulisannya.hhe.. tapi, ya itulah saya. Saya tidak menyerah membaca, meski objek bacaan saya sulit tuk saya mengerti. Sebelum akhirnya kepala saya ngiung-ngiung. Saya berencana majang tulisan yang besar dikamar saya, BUKU ADALAH KAWAN TERBAIK. BACALAH.


Meski minat baca saya masih rendah. Namun saya memiliki impian memiliki ruang perpustakaan yang besar , berisikan berbagai macam buku dengan suasana yang tenang dan indah di rumah saya sendiri kelak. Dan mudah-mudahan bisa terwujud. Aamiin. Saya membayangkan diri saya yang sibuk membaca buku-buku dengan berbagai cabang ilmu pengetahuan. Menurut saya itu keren sekali. Saat saya melihat film BIG HERO 6, dan mendengar kata Kutu Buku yang ditunjukan kepada Tadashi Hamada dan teman-temannya. Ditambah postingan bang Tere tentang luar biasanya Bung Hatta. Saya makin termotivasi tuk lebih berusaha, merubah diri saya menjadi seorang penggila baca. Melawan hawa nafsu diri sendiri itu memang perang yang sesungguhnya. Oleh karena itu saya juga menuntut diri saya tuk dekat dengan orang yang rajin membaca, setidaknya kala diskusi saya bisa dapat tambahan ilmu. Untuk saya yang juga bercita-cita menjadi penulis, membaca adalah hal yang wajib saya lakukan. Semua pasti sering dengar “ tulisan yang baik hanya dihasilkan oleh pembaca yang baik”. GREGGGEEEEET.. hati saya pernah bilang begini “far, mengarang buku tuh susah. Apa susahnya coba, kau tinggal baca aja. Gak disuruh bikin sendiri, tinggal baca.” Rasanya mau nangiiis. Ya Allah, hamba ingin bisa termasuk kedalam golongan hamba Mu yang menjalankan wahyu yang Engkau turunkan pertamakali kepada Rasulullah saw. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Lagu Tajwid

kumpulan lagu anak (Islami)

Perbedaan dan Persamaan Pemikiran Tokoh Ekonomi Islam Kontemporer