Tanya Ustadzah Halimah part II
Muhasabah hati
16/1/2018
1.
Ibu saya
muallaf, pengen kembali ke agama yang dulu. Harus bagaimana?
Secara
hukum, dosa yang dilakukan orang tua tidak menjadi tanggung jawab kita. Kecuali
kita yang menjadi penyebab ia melakukan dosa. Dari sisi adabnya, kita bisa cari
tahu apa yang menyebabkan ia ingin kembali lagi. Coba lebih merapat dengan
orangtuamu. Hati ke hati, tentu tak lupa terus berdo’a.
2.
Bagaimana
cara berbaik sangka kepada orang lain?
Rosulullah
bersabda, Berbaik sangka itu kebaikan yang paling tinggi, Husnuzhon billah wa
husnuzhon bi’ibadillah (berbaik sangka kepada Allah dan hamba Allah). Sedangkan
jika sudah berburuk sangka, nanti akan timbul berbagai sikap buruk. Untuk itu agar
bisa husnuzhon menurut imam Ghazali, caranya adalah dengan berdzikir serta mengingat
akhir kehidupan seseorang dan diri sendiri yang masih samar. Kita tidak tahu
nanti akhirnya seperti apa. Bisa jadi husnul khotimah, atau sebaliknya.
Haasibuu angfusakum qobla angtahsabuu (koreksi dirimu sebelum Aku (Allah)
menghisabmu). Allah tidak meminta kita menjadi hakim atas orang lain, tapi menjadi
hakim jadi diri sendiri. Hanya Allah satu-satunya hakim. Betapa tidak tahunya
kita akan hakikat orang lain. Kelihatannya biasa saja, atau terlihat tidak baik
dari luar, bisa jadi dia kekasih Allah. Auratnya tidak tertutup, namun bisa
jadi ia pandai dalam amal kebaikan yang lain, pemabuk, pencuri, juga masih
memiliki banyak hal yang kita tidak ketahui hakikat hubungannya dengan
Tuhannya.
3.
Kenapa sholat
dan sabar jadi benteng?
Sabar
kekuatan diri sendiri, sholat menjadi kekuatan yang sifatnya vertikal. Dua hal
ini akan menjadi komunikasi yang baik dengan Allah.
4.
Udah tua
belum bisa baca al-quran, jadi pakai latin. Dapat pahala nggak?
Tentu
saja, dan jangan putus asa untuk terus belajar al-quran. Karena terbukti, usia
berapapun bila bersungguh-sungguh dengan izin Allah akan berhasil. Allah-lah
yang akan mengajari kita berbagai macam ilmu, kalau sungguh-sungguh akan Allah
berikan faham. Jangan jadikan usia dijadikan halangan untuk belajar al-Qur’an.
5.
Bagaimana
menyikapi suami yang tidak perhatian kepada istri dan anaknya?
Berhusnuzhon,
mungkin ia sudah teralihkan fokusnya mencari rezeki yang pada akhirnya
diberikan kepada istri dan anaknya. Cintailah pasanganmu seperti kau mencintai
dirimu sendiri.
6.
Kalau nyuci
baju suami suka nemu uang, tapi gak saya balikin ke suami, gimana hukumnya?
Biar
aman, bilang dulu walau sekali. Misalnya, “Pah, kalau nemu, rezeki saya ya”
7.
Apakah ada
perbedaan antara silaturahim dan ukhuwah?
Silaturahim
itu ikatan dikarenakan adanya hubungan darah, hubungan pernikahan, dengan
mertua, ipar, dan begitu pula dengan saudara persusuan. Sementara kalau ukhuwah
lebih umum. Kepada seluruh orang beriman. Nah, perbedaannya pula kalau
silaturahim ini tidak berbatas agama. Jadi meski saudara kita ada yang
non-muslim kita tetap wajib menyambung silaturahim dengannya. Sementara
ukhuwah, ikatan dengan sesama muslim.
8.
Bolehkah kita
menahan buang angin ketika sholat?
Kata
para ulama kalau datangnya sebelum sholat, dan tidak dikhawatirkan tertinggal
waktu solat atau berjamaah maka batalkan. Kalau khawatir akan sebab yang
dibolehkan syara’, maka lihat keadaan.
Udah berat banget batalin aja, kalau ringan (ini biasanya dari setan) lanjutin
aja ikut sholat. Nah, kalau datangnya pas sholat, maka lanjutkan saja. Kecuali
sudah ingin berhadats kecil maupun besar yang sudah tidak tertahan.
9.
KPR boleh
nggak?
Boleh
asal dengan satu harga, misalnya kpr selama 5 tahun dengan harga 500 juta.
Kemudian tahun ke tiga dapat warisan lalu kita lunasi semua. Maka tetap dengan harga 500 juta, tidak bisa
berubah jadi 450 juta misalnya. Dan jangan sampai terkena denda yang sifatnya
bunga.
10. Sudah
menolak lamaran, karena lebih memilih pacar. Tapi, dua bulan kemudian pacar
selingkuh. Saya menyesal, harus balik lagi dengan orang yang melamar itu atau gimana ya?
Jadikan
saja hal ini pelajaran. Jangan lagi meninggalkan yang halal untuk sesuatu yang
haram.
Habib Ali al-Habsyi : “ Allah Maha
dekat, yang membuat Ia terasa jauh adalah hawa nafsu kita yang terlalu mencinta
Dunia”
Komentar
Posting Komentar