IKHLASH
Sabtu itu berhiaskan langit yang mendung. Tidak seperti minggu kemarin, kali ini saya sudah mandi dan tidak tari-tarikan sama kasur. Hehe. Sudah bersemangat berangkat ke lebak bulus dengan Andi Bambang. Diguyur hujan maju terus. Andi lari-lari, saya ngeliatin dari belakang. Jalan santai walau hujan. Karena saya senang hujan-hujanan (diusia segini????!!! Ya Allah….) ya, mumpung gak punya bayangan yang menjurus ke baper. Dengan baju acak-acakan dan lumayan basah. Kami masuk ke gedung perbelanjaan yang penuh sama wangi makanan aneh. Sejujurnya saya kurang nyaman dengan wangi makanan yang menyengat dan bukan asli lokal. Masih sepi, karena kami berangkat lebih awal. Kami intip mushollanya, sosok pak ustadz tak Nampak. Sedikit kecewa, tapi kami memutuskan untuk menunggu. Ternyata ustadznya masih di TOL kejebak macet. Setelah tiga puluh menit menunggu, ustadz Zaki pun tiba. Beliau membuka dengan kalimat “bahasan hari ini sangat berat, dan saya sendiri belum bisa mengamalkan