Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

IKHLASH

Gambar
Sabtu itu berhiaskan langit yang mendung. Tidak seperti minggu kemarin, kali ini saya sudah mandi dan tidak tari-tarikan sama kasur. Hehe. Sudah bersemangat berangkat ke lebak bulus dengan Andi Bambang. Diguyur hujan maju terus. Andi lari-lari, saya ngeliatin dari belakang. Jalan santai walau hujan. Karena saya senang hujan-hujanan (diusia segini????!!! Ya Allah….) ya, mumpung gak punya bayangan yang menjurus ke baper. Dengan baju acak-acakan dan lumayan basah. Kami masuk ke gedung perbelanjaan yang penuh sama wangi makanan aneh. Sejujurnya saya kurang nyaman dengan wangi makanan yang menyengat dan bukan asli lokal. Masih sepi, karena kami berangkat lebih awal. Kami intip mushollanya, sosok pak ustadz tak Nampak. Sedikit kecewa, tapi kami memutuskan untuk menunggu. Ternyata ustadznya masih di TOL kejebak macet. Setelah tiga puluh menit menunggu, ustadz Zaki pun tiba. Beliau membuka dengan kalimat “bahasan hari ini sangat berat, dan saya sendiri belum bisa mengamalkan

BUS BIRU

Gambar
Liburan kali ini agak berbeda, karena saya memiliki jadwal mengaji di lebak bulus setiap jum’at hingga minggu. Sore ini saya memutuskan pulang ke rumah. Berdiri tepat di bawah bayangan tiang listrik yang berdekatan dengan tiang pemberhentian bus. Meski sebenarnya, bus tidak akan tepat berhenti disana, karena terhalang oleh angkot-angkot nakal. Itu yang sering diucapkan oleh sopir dan kondektur bus biru. Mereka mungkin bisa dibilang berprasangka, tapi saya pun mengamini prasangka itu. Bagi para sopir angkot hak mereka harus lebih didahului dari pada hak pengendara lain. Setidaknya seperti itulah yang terlihat. Meski saya mencoba memahami mereka memiliki kewajiban setor, tak elok bila dengan hal itu membenarkan kenakalan mereka melanggar lalu lintas. Pagi, siang, maupun sore sama. Pemandangan lamunan abang becak, OPTIC yang sepi, jajaran tukang ojek, klakson angkot yang seolah memanggil, selalu menemani saya menunggu bus biru. Terkadang saya memandangi abang-abang becak, kada

NIAT

Gambar
Pagi itu saya masih mengantuk, rasanya kasur dan bantal menarik-narik saya untuk tidur lagi. Padahal saya sudah cukup lama tidur. Ternyata faktanya, kalau kebanyakan tidur bakal ngantuk terus. Jadi, hindari over sleep. Andi, begitu saya memanggil teman seatap saya yang memiliki nama lengkap Andi H.R Chaerunnisa. HR nya masih jadi misteri, saya tidak tahu apa kepanjangannya. Yang pasti bukan seperti yang ada di hadits-hadits (kalau dia baca ini, saya pasti dibilang garing). Hhe. Dia sudah begitu semangat karena mau mengaji, dan berkali-kali saya ditanya, “mau ikut ngaji nggak em?”. Dan saya hanya geliat-geliat di kasur. Sambil gesek-gesekin pipi di bantal. “ngaji apa ndi? Dimana?” jawab saya dengan mata setengah nutup. Lalu tiba-tiba turun dari kasur sambil seedikit lompat. Satu usaha untuk membangunkan diri. “ngaji kitab Arba’in   di Lebak Bulus”

ME & WACOM INTOUS DRAW

Gambar
Assalamu’alaikum semuaa….. > <)/ Ini ceritanya lagi seneng banget, karena mulai terbiasa gambar pakai Wacom. Jujur sempet frustasi waktu awal-awal pake. Karena jelek mulu hasil gambarnya. Bahkan sempet pengen dijual lagi. Karena ngerasa salah beli, dipikiran yang sok tahu ini…membisikkan ganti aja sama Wacom Intous Comic. Namun…memang benar ! “teruslah mecoba maka kamu akan berhasil !”. Untuk kita yang pemula, pakai intous draw juga bagus, asalkan diasah terus kemampuannya. Saya beli Wacom ini di Mangga Dua, mall yang berisikan lagu China dan Orang China. Hehe..toko tempat saya beli engkoh dan pegawainya agak jutek, dan saya dikasih harga 1.185.000 diakhir tahun 2016 (nggak dapat diskon). Sekedar saran, sebaiknya kalau mau beli di Mangga dua, langsung ke TOKO WACOM nya. Karena saya saat itu sudah keliling-keliling dan nggak ketemu-ketemu akhirnya mentok disitu. Alamatnya: PT ECS INDO JAYA-Komplek Mangga Dua Square Blok E34-37. Saya tau alamat itu dari kartu garansi